BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Budaya
konsumerisme masyarakat saat ini mempunyai andil besar dalam peningkatan jenis
dan kualitas sampah. Di Era Globalisasi, para pelaku usaha dan pebisnis
bersaing sekeras mungkin untuk memasarkan produknya, tidak hanya itu tapi
mereka memiliki strategi bisnis dengan mengemas produknya dengan kemasan yang
menarik konsumen. Bervariasinya kemasan produk tersebut menimbulkan peningkatan
jenis dan kualitas sampah.
Sayangnya desakan menciptakan produk baru beserta kemasannya oleh para
pelaku usaha tidak dibarengi dengan memikirkan sistem pengelolaan
persampahannya.
Kondisi ini seharusnya memacu berbagai pihak untuk turut
memikirkan solusi dari pengelolaan sampah, khususnya pemerintah yang mengatur
kebijakan dan para produsen sampah.
Pengetahuan tentang pengelolaan sampah sebenarnya masih relative minim dan
dipahami secara parsial. Padahal permasalahan sampah memiliki dampak dan
ruang lingkup yang sangat luas baik lokal, nasional bahkan internasional
terhadap lingkungan dan tata ruang juga aspek sosial ekonomi. Sehingga
diperlukan pemikiran, pengelolaan dan pengaturan kebijakan sampah yang
terintegrasi.
Sampah adalah suatu bahan atau benda
padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah
tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan,
sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan
tidak terjadi dengan sendirinya.
Beberapa buku petunjuk
atau buku panduan yang di dapat belum mencukupi. Salah satu judul buku yang di
harapkan membantu usaha pencapaian program kesehatan dimaksud adalah buku yang
berisi pembahasan Penanggulangan Sampah.
B. RUMUSAN
MASALAH
- Apa yang dimaksud dengan sampah ?
- Dari mana sampah-sampah itu berasal ?
- Sampah terbagi atas beberapa bagian !
- Bagaimana cara pengelolaan sampah yang benar ?
- Sampah dan hubungannya dengan kesehatan !
C. TUJUAN
- Memahami apa itu sampah dan pengaruhnya.
- Dapat menanggulangi sampah dangan system yang dianjurkan.
- Dapat mengetahui pengelompokkan sampah.
- Sampah harus dikelola secara baik, agar tidak menimbulkan masalah.
- Pengelolaan sampah yang kurang baik akan mengakibatkan berbagai macam gangguan kesehatan.
BAB II
SAMPAH DAN PENGOLAHANNYA
A. SAMPAH
DAN PENGELOLAANNYA
Sampah adalah suatu bahan atau benda
padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah
tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan,
sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan
tidak terjadi dengan sendirinya.
Dari batasan ini jelas bahwa sampah
adalah merupakan hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak
berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang
disebut sampah, misalnya : benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi
akibat gunung meletus, banjir,pohon di hutan yang tumbang akibat angin rebut,
dan sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai
berikut :
- Adanya sesuatu benda atau bahan padat.
- Adanya hubungan langsung atau tak langsung dengan kegiatan manusia.
- Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.
SYSTEM
PENGOLAHAN SAMPAH
1. Teknologi Tepat Guna (TTG)
Teknologi Tepat Guna adalah teknologi
yang memiliki kriteria ekonomis, teknis, ergonomis, sosiobudaya, hemat energi,
dan melindungi lingkungan. Ekonomis adalah sesuai dengan kebutuhan dan mempertimbangkan
skala prioritas. Teknis adalah mudah diaplikasikan di lapangan. Ergonomis
maksudnya adalah mengikuti prinsip ergonomi. Sosiobudaya mencakup kebiasaan
yang ada. Hemat energi berarti memberikan kontribusi pada pengembangan
berkelanjutan. Sedangkan melindungi lingkungan berarti tidak memberikan dampak
negatif pada lingkungan.
2.
Sustainability, Siklus Biogeokimiawi
dan Carrying Capacity
Sustainability adalah keberlanjutan sistem kehidupan
yang berjalan secara sinambung. Siklus biogeokomiawi merupakan proses biologi,
geologi, dan kimia yang berkaitan dengan materi. Sampah adalah materi yang
merupakan Sumber Daya Alam. Menurut hukum kekekalan materi, maka materi tak ada
habisnya, mengalir dari suatu bagian ke bagian lain dan dari dunia hidup ke tak
hidup serta kembali ke dunia hidup.
Materi
pada sampah dapat berupa unsur kimia seperti C (karbon), H (hidrogen),
O (oksigen), N (nitrogen), dan S (Sulfur).
Sustainability dan Siklus
biogeokimiawi yang berjalan dengan baik akan memberikan daya dukung lingkungan
(carrying capacity) yang baik pula pada kehidupan manusia. Carrying
capacity merupakan kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan populasi
yang salah satunya adalah manusia.
TTG (Teknologi Tepat Guna) pada
manajemen/ pengelolaan sampah yang dirumuskan, selain didasarkan pada 6
kriteria TTG pada ergonomi total, perumusannya juga harus mengacu pada sustainability,
siklus biogeokimiawi, dan daya dukung lingkungan. TTG (Teknologi Tepat
Guna) ini merupakan salah satu solusi saja untuk mengatasi masalah sampah.
B. SUMBER
-SUMBER SAMPAH
1. Sampah
yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
Sampah ini terdiri dari
bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan
dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak atau belum, bekas
pembukus, baik itu kertas, plastic, daun dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas,
bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.
2. Sampah
yang berasal dari tempat-tempat umum
Sampah ini berasal dari
tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat hiburan, terminal bus, stasiun
kereta api, dan sebagainya.
Sampah ini berupa :
kertas, plastic, botol, daun, dan sebagainya.
3. Sampah
yang berasal dari perkantoran
Sampah ini dari
perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan,
dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastic, karbon, klip, dan
sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar (rabbish).
4. Sampah
yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari
pembersihan jalan, yang umunya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu,
batuan-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh,
daun-daunan, plastic, dan sebagainya.
5. Sampah
yang berasal dari industri (industrial wastes)
Sampah ini berasal dari
kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri dan
segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya : sampah-sampah
pengepakan barang, logam, plastic, kayu, potongan tekstil, kaleng, dan
sebagainya.
6.
Sampah
yang berasal dari pertanian atau perkebunan
Sampah ini sebagai dari
perkebunan atu pertanian, misalnya : jerami, sisa sayur-mayur, batang padi,
batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
7. Sampah
yang berasal dari pertambangan
Sampah ini berasal dari
daerah pertambangan, dan jenisnya tergantungdari jenis usaha pertambangan itu
sendiri, misalnya : batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran
(arang), dan sebagainya.
8. Sampah
yang berasal dari peternakan dan perikanan
Sampah yang berasal dari
peternakan dan perikanan ini berupa : kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa
makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.
C. JENIS-JENIS
SAMPAH
Kalau
kita berbicara sampah, sebenarnya meliputi 2 jenis sampah :
1. Sampah
padat
Sampah padat
dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yaitu:
Berdasarkan
zat kimia yang terkandung di dalamnya, sampah dibagi menjadi:
§
Sampah
an-organik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya :
logam/besi, pecahan gelas, plastic dan sebagainya,
§
Sampah
organic adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya : sisa-sisa
makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
Berdasarkan
dapat dan tidaknya dibakar
§
Sampah
yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastic, kain bekas, dan
lain-lain.
§
Sampah
yang tidak dapat terbakar, misalnya : kaleng-kaleng bekas, besi/logam bekas,
pecahan gelas, kaca dan sebagainya.
Berdasarkan
karakteristik sampah
§
Garbage
adalah jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan yang umumnya mudah
membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.
§
Rabish
adalah sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan, baik yang mudah
terbakar seperti kertas, karton, plastic, maupun yang tidak mudah terbakar,
seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas dan sebagainya.
§
Ashes
(abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudahg ter baker termasuk abu
rokok.
§
Sampah
jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari pembersihan jalan,
yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan, plastic, besi,
debu dan sebagainya.
§
Sampah
industri, yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-pabrik.
§
Bangkai
binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang mati karena alam, ditabrak
kendaraan, atau dibuang oleh orang.
§
Bangkai
kendaraan (abandoned vehicle) yaitu bangkai mobil, sepeda, sepeda motor, dan
lain-lain.
§
Sampah
pembangunan (construction waste) yaitu sampah dari proses pembangunan gedung
dan sebagainya, yang berupa puing-puing, potongan-potongan kayu, besi beton
bambu dan lain-lain.
2. Sampah
cair (Air Limbah)
Air limbah
atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga,
industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta
mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah
kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,
perdagangan, perkantoran dan industri bersama-sama dengan air tanah, air
permukaan dan air hujan yang mungkin ada.
Dari
batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa
dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain, seperti
industri, perhotelan, da sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun
volumenya besar, karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan
manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor
(tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan
laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini
harus dikelola atau diolah secara baik.
Air
limbah ini berasal dari berbagai sumber, dapat dikelompokkan menjadi :
Air
buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air
limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini
terdiri dari ekstreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar
mandi, dan pada umumnya terdiri dari bahan organic.
Air
buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis
industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat
bervariasi sesuai dengan bahan baku
yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain : zat pewarna, mineral,
nitrogen, sulfide, amoniak, lemak, garam-garam, logam berat, zat pelarut, dan
sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak
menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
Air
buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari
daerah : perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum,
tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung
dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
a. Karakteristik
Air Limbah
Karakteristik
air limbah perlu dikenal, karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang
tepat. Sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar
karakteristik air limbah ini digolongkan sebagai berikut :
Karakteristik Fisik
Sebagian besar terdiri
dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi.
Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan
sabun, sedikt berbau. Kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas
cucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya.
Karakteristik Kimiawi
Biasanya air buangan ini
mengandung campuran zat-zat kimia an-organik yang berasal dari air bersih serta
bermacam-macam zat organic berasal dari penguraian tinja, urine, dan
sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu, pada umumnya bersifat basah pada waktu
masih baru, dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk. Substansi
organic dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yaitu :
·
Gabungan
yang mengandung nitrogen, misalnya : urea, protein, amine, dan asam amino
·
Gabungan
yang tidak mengandung nitrogen, misalnya : lemak, sabun, dan karbohidrat,
termasuk selulosa.
Karakteristik Bakteriologis
Kandungan bakteri pathogen
serta organisme coli terdapat juga dalam air limbah, tergantung dari mana
sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.
Sesuai dengan zat-zat yang terkandung
di dalam air limbah ini, maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup, antara
lain :
Menjadi
transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama : cholera, thypus
abdominalis, desentri baciler.
Menjadi
media berkembangbiaknya mikroorganisme pathogen.
Menjadi
tempat-tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup larva nyamuk.
Menimbulkan
bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
Merupakan
sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan lingkungan hidup lainnya.
Mengurangi
produktivitas manusia, karena orang bekerja dengan tidak nyaman, dan
sebagainya.
Untuk mencegah atau mengurangi
akibat-akibat buruk tersebut di atas diperlukan kondisi, persyaratan dan
upaya-upaya sedemikian rupa sehingga air limbah tersebut :
Tidak
mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum.
Tidak
mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah.
Tidak
menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan, air sungai, atau
tempat-tempat rekreasi
Tidak
dapat dihinggapi serangga dan tikus serta tidak menjadi tempat
berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan vector.
Tidak
terbuka kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak dapat sicapai oleh
anak-anak.
Baunya
tidak mengganggu.
b. Cara
Pengolahan Air Limbah secara Sederhana
Pengolahan
air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran
air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung
yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah
tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam
daya dukungnya, sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang.
Beberapa
cara sederhana pengolahan air limbah antara lain :
Pengenceran (Dilution)
Air limbah diencerkan
sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke
badan-badan air. Tetapi, dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin
meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang
terlalu banyak, dan diperlukan air pengebceran terlalu banyak pula, maka cara
ini tidak dapat dipertahankan lagi. Di samping itu, ini menimbulkan kerugian
lain, di antaranya : bahaya kontamonasi terhadap badan-badan air masih tetap
ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan
air, seperti : selokan, sungai, danau. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)
Pada prinsipnya pengolahan
ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigan
dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah di\alirkna ke dalam kolam besar
berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1 – 2 m. dinding dan dasar kolam
tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah
pemukiman, dan di daerah yang terbuka, sehingga memungkinkan sirkulasi angin
dengan baik.
D. PENGELOLAAN
SAMPAH
Sampah erat kaitanya
dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah-sampah tersebut akan hidup
berbagai mikro organisme penyebab penyakit (bacteri pathogen), dan juga
binatang serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit (vector). Oleh sebab itu,
sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu atau
mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik, bukan saja untuk
kepentingan kesehatan saja, tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Yang
dimaksud dengan pengelolaan sampah di sini adalah meliputi pengumpulan,
pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa
sehingga sampah tidak menjadi gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan
hidup.
Pengelolaan
sampah didefinisikan sebagai kontrol terhadap timbulan sampah, pewadahan,
pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, proses pembuangan akhir sampah, di
mana semua hal tersebut dikaitkan dengan prinsip – prinsip terbaik untuk
kesehatan, ekonomi, keteknikan/ engineering, konservasi, estetika,
lingkungan, juga terhadap sikap masyarakat
SHIP (Sistemik, Holistik, Interdisipliner, Holistik)
SHIP
berarti bahwa setiap pemecahan masalah dianalisa dengan cara bersistem,
melibatkan berbagai sistem yang terkait secara bersama – sama atau holistik,
memanfaatkan berbagai ilmu/ disiplin yang terlibat dan harus ada partisipasi
sejak fase perencanaan dari seluruh stakeholder yang ada.
Eksplorasi
kondisi eksisting manajemen/ pengelolaan sampah harus mencakup keseluruhan
aspek yang ada, karena manajemen/ pengelolaan sampah yang ada saat ini hanya
dipahami secara parsial, yaitu sebatas urusan memindahkan, membuang,
memusnahkan, dan belum mengoptimalkan potensi daur ulang sampah, sehingga
akhirnya dapat mengakibatkan hilangnya jaminan keselamatan serta keamanan hidup
manusia diberbagai daerah. Eksplorasi kondisi eksisting disini merupakan bagian
yang sangat vital, karena akan menjadi dasar dalam merancang manajemen/
pengelolaan sampah yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
Cara-cara pengelolaan
sampah antara lain sebagai berikut :
1. Pengumpulan
dan Pengangkutan Sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi
tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan
sampah.
Oleh sebab itu, mereka ini harus
membangun dan mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari
masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke Tempat
Penampungan Sementara (TPS) sampah, dan selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir
(TPA).
Mekanisme, sistem atau cara
pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah
setempat, yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi sampah, khususnya
dalam hal pendanaan.
Sedangkan untuk daerah pedesaan pada
umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarg, tanpa memerlukan TPS
maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi
pupuk.
2. Pemusnahan
dan Pengolahan Sampah
Pemusnahan atau pengolahan sampah
padat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain :
a.
Ditanam
(Landfill)
yaitu
pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan
ditimbun dengan tanah.
Prinsip
dari sanitary Landfill (pengurugan tanah dengan sampah secara sehat) ialah
sampah yang telah ditimbun kemudian segera diurug dengan lapisan tanah yang
padat setebal 30 cm. Tanah urug betul-betul padat dan minimum tebal 30 cm agar
tempayak tak dapat menembus lapisan tanah urug.
Tanah
urug yang sudah datar dari hasil sanitary Landfill dapat dipergunakan untuk :
·
Lapangan
olahraga
·
Taman-taman
(kindergarten)
·
Perkebunan
(tanah tandus jadi subur)
·
Pembuatan
jalan-jalan setapak
·
Menutup
rawa-rawa
Kecuali
tanah untuk bangunan
b.
Dibakar
(Inceneration)
yaitu
memusnahkan sampah dengan cara dibakar di dalam tungku pembakaran (incinerator).
Pelaksanaan
metode ini harus diusahakan sejauh mungkin dari pemukiman demi
menghindari pencemaran udara. Hasil dari pembakaran ini menghasilkan dioksin,
yaitu ratusan jenis kimia berbahaya seperti CDF ( chlorined dibenzo furan
), CDD ( chlorined dibenzo-p-dioxin ) dan PCB ( poly chlorinated byphenil) .
Jika senyawa ini tidak dapat terurai maka akan terhirup oleh makhluk hidup dan
akan mengendap dalam tubuh , yang pada kadar tertentu akan mengakibatkan
kanker.
c.
Dijadikan
pupuk (Composting)
Yaitu
pengolahan sampah menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organic
daun-daunan, sisa makanan dan sampah lain yang mudah membusuk.
Di daerah
pedesaan hal ini sudah biasa dilakukan, sedangkan di daerah perkotaan hal ini
perlu dibudayakan. Apabila setiap rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan
sampah organic dengan an-organik, kemudian sampah organic diolah menjafi pupuk
tanaman, dapat dijual dan dipakai sendiri.
Sedangkan
untuk sampah an-organik dapat dibuang dan akan segera dipungut oleh para
pemulung. Dengan demikian maka masalan sampah akan berkurang.
Penanganan sampah
adalah bukan semata - mata tugas pemerintah. Jadi pengelolaan sampah
harus ditangani ke pendekatan sumber sampah tersebut diatas. Pendekatan
secara umum bisa dilakukan dengan prinsip 4
R yang bisa diterapkan dalam keseharian di lingkup terkecil, yakni :
·
Reduce ( mengurangi ) :
Meminimalisasi barang/ material yang kita gunakan
·
Reuse ( memkai kembali ) :
Hindari pemakaian barang sekali pakai (disposable)
·
Recycle ( mendaur ulang ) :
Sebisa mungkin, mendaur ulang barang yang tidak berguna lagi dan beralih fungsi
menjadi barang lain.
·
Replace ( mengganti ) :
Mengganti barang dengan yang lebih awet dan tahan lama dan juga ramah
lingkungan.
E. SAMPAH
DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN
1.
Pekerja-pekerja
sampah
Perbandingan
kesehatan dan kematian antara pekerja-pekerja yang bergumul dengan smpah den
pekerja-pekerja lainnya adalah sama. Jadi, secara langsung sampah tidak
membahayakan kesehatan jasmaniah.
2.
Keindahan
Bila di sekitar kita ada
timbunan sampah apalagi yang sudah lama tertimbun, maka keindahan di tempat
tersebut akan lenyap dan rasa tak sedap dipandang oleh mata. Karena iru
janganlah ada timbunan sampah. Sampah yang lama tertimbun mengeluarkan gas
racun dan bau busuk. Mungkin banyak sisa-sisa daging dan ini membahayakan
lingkungan.
3.
Lalat
dan Tikus, serta Binatang-Binatang lainnya
Di tempat sampah akan
terdapat banyak lalat, selain mencari makan, lalat ini akan bertelur pula. Kita
ketahui lalat adalah salah satu vekor penyebar penyakit-penyakit perut.
Tikus gemar sekali
bersarang di tempat-tempat timbunan sampah, apalagi sampah yang tak pernah
diangkut. Tikus juga mencari makan di tempat sampah dan sekaligus tikus
penyebar penyakit Pes.
Ayam, kucing, anjing, dan
lain-lain, kerap mendatangi tempat sampah untuk mencari makan. Sampah jadi
berserakan yang dapat memuakkan pandangan.
F.
ASPEK – ASPEK YANG PERLU DIEKSPLORASI
Berikut merupakan penjelasan singkat
mengenai masing – masing aspek yang perlu dieksplorasi :
Ø
Aspek
aktivitas fungsional dan fasilitas
Aktivitas fungsional merupakan
kegiatan yang berkaitan langsung dengan manajemen sampah, mulai dari munculnya
sampah atau waste generation, penyimpanan sampah pada sumbernya, pengumpulan
sampah menuju TPS, pemindahan dan transportasi, pengolahan dan pembuangan akhir
sampah. Masing – masing aktivitas fungsional tersebut memiliki fasiltas dalam
operasionalnya, yaitu bak sampah, gerobak sampah, TPS, truk pengangkut, dan TPA.
Ø
Aspek
Pilihan Teknologi
Aspek pilihan teknologi ini terdiri
atas pilihan teknologi apa saja yang dapat diterapkan dalam menangani masalah
sampah.
Ø
Aspek
Stakeholder
Stakeholder adalah pihak – pihak yang
berkepentingan/ bersangkut paut dengan keberadaan sampah. Pada aspek ini
akan dieksplorasi stakeholder yang saat ini intens pada manajemen
sampah.
Ø
Aspek
Pembiayaan dan Retribusi
Perspektif ini menjelaskan sumber dana
untuk operasional manajemen sampah eksisting. Sumber dana yang ada berasal dari
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kota dan retribusi kebersihan.
Ø
Aspek
Legalitas dan Hukum
Perspektif ini menjelaskan keberadaan
produk hukum yang ada dalam rangka menunjukan keberhasilan management
(mengatur) sampah.
BAB III
P E N U T U P
A. KESIMPULAN
·
Sampah
merupakan salah satu pencemar lingkungan.
·
Dampak
sampah sangat berbahaya bagi kesehatan
·
Sampah
adalah sesuatu yang tidak digunakan atau tidak terpakai dan dibuang oleh
manusia
- SARAN
1.
Janganlah
membuang sampah plastic sembarang saja. Harus dibuang di tempat sampah yang
telah ditentukan. Atau sampah plastic dibakar.
2.
Sampah
plastic jangan turut dijadikan pupuk.
3.
Jangan
membuang sampah ke sungai atau badan-badan air lainnya.
4.
Janganlah
membiarkan sampah dapur berserakan ke mana-mana.
5.
Janganlah
menyemprot sampah dengan preparat chlor, misalnya D.D.T, karena dapat :
·
menghambat
proses pembusukkan
·
serangga-serangga
mungkin dapat menjadi immune
·
obat-obatan
dapat mencemari lingkungan
6.
Janganlah
membiarkan terbuka bagian tutup bak sampah atau tempat-tempat sampah lainnya.
7.
Sampah
dari kertas atau karton yang masih baik supaya dirobek-robek menjadi robekan
yang kecil, atau dibakar saja. Ini untuk menghindari agar sampah kertas tak
dikumpulkan oleh pengemis atau gelandangan.
DAFTAR PUSTAKA
Soekidjo Notoatmodjo, Prof. Dr : Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Prinsip-Prinsip Dasar, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1997.
Daroyni,
S. Longsornya TPA Bantar Gebang, Buruknya Manajemen Sampah, DKI Jakarta, Rakyat Selalu Dikorbankan,
2006 . http://www..walhi.or.id/kampanye/cemar/sampah/060908_smph-dki-jkt_sp/
Trihadiningrum,
Y. dkk, Program Pelatihan Sistem Pengelolaan Sampah. Makalah Pelatihan.
Jurusan Teknik Lingkungan ITS. Surabaya.
2002.
bagaimana cara menanggulangi sampah" masyarakat yg tinggal didaerah pangunungan??
BalasHapusJackpotCity Casino Site - Lucky Club
BalasHapusJackpotCity is the world's biggest online casino. Discover over 5000 games and play with BTC or real money in CAD, 카지노사이트luckclub EZ, USD, NZD, NZD, NZR,
Casino & Sports Betting at JM Sportsbook
BalasHapusBet on Football, 목포 출장안마 Horse Racing, Basketball, Golf, 울산광역 출장마사지 Formula 1, Tennis, Basketball and more 부산광역 출장샵 at JM 제주도 출장안마 Sportsbook, where 화성 출장샵 our sports betting service